Rabu, 27 Februari 2013

Misteri Misi Apollo

Neil Armstrong, manusia pertama yang mendarat di Bulan dalam misi Apollo pada tahun 1969, wafat dalam usia 82 tahun pada Sabtu (25/8/2012). Barack Obama, presiden Amerika Serikat saat ini, mengatakan bahwa Armstrong adalah salah satu pahlawan terbesar Amerika.
Semasa hidupnya, dengan keberhasilan pendaratan di Bulan, Armstrong berhasil mewujudkan mimpi Amerika Serikat untuk menjadi negara pertama yang mengirimkan manusia ke Bulan. Meski demikian, pendaratan di Bulan selain
selalu diperdebatkan kebenarannya juga menyisakan kontroversi.
Salah satu misteri yang masih tersisa adalah apa yang dilihat Armstrong selama berada di permukaan Bulan. Misteri ini muncul sebab saat ada di Bulan, ada jeda komunikasi sepanjang dua menit. Pihak NASA mengungkapkan, jeda itu terjadi karena salah satu kamera mengalami overheating.
Namun, seperti diberitakan The Examiner, Sabtu kemarin, saat berada di Bulan tidak hanya melihat pemandangan Bulan yang mengagumkan. Menurut Timothy Good, penulis bulu Above Top Secret, saat itu NASA menerima pesan sinyal VHF yang ditransmisikan dari Apollo 11. Hal ini dirahasiakan dari publik.
Dokumen bocoran dari NASA mengatakan bahwa sebab hal itu adalah adanya benda lain. Ada dua pesawat luar angkasa lain, tak diketahui milik siapa, yang mengawasi misi pendaratan Apollo 11. Sampai hari ini, belum ada keterangan soal hal tersebut.
Pertanyaan terbesar adalah apakah benar Neil Armstrong mendarat di Bulan pada tahun 1969? Atau, apakah Badan Penerbangan dan Antariksa NASA serta Neil Armstrong sendiri hanya berbohong pada dunia?
Pada 15 Februari 2001, Fox Television menyiarkan program “Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon?” Menurut program itu, pendaratan di Bulan cuma hoax. Proses pendaratan direkam di studio oleh NASA.
Ada beberapa bukti yang dianggap menunjukkan bahwa pendaratan cuma jadi-jadian, selain fakta bahwa saat itu Amerika Serikat tengah berusaha keras “bertarung” melawan Uni Soviet sebagai menjadi negara pertama yang mengangkasa.
Bukti pertama adalah soal foto astronot. Dalam acara tersebut, diungkapkan bahwa foto astronot seharusnya dilatari oleh bintang dan benda langit lain. Tapi, latar itu tak ada.
Kedua adalah soal bendera Amerika Serikat yang berkibar. Diketahui, di Bulan tidak ada angin. Tanpa angin, seharusnya kibaran bendera itu tak ada. Demikian juga disiarkan pada program itu.
Teori konspirasi itu sempat membuat “panas”. Buzz Aldrin, salah satu astronot yang terlibat misi Apollo 11 memukul wajah Bart Sibrel, pembuat film yang ditayangkan di Fox itu. Sibrel meminta Aldrin bersumpah di atas Alkitab bahwa ia pernah mendarat di Bulan.
Beberapa lama setelah program itu, Badan Penerbangan dan Antariksa NASA mengeluarkan pernyataan resmi di situs webnya. Intinya, NASA mengatakan bahwa pendaratan di Bulan benar adanya.
Dalam pernyataan bertajuk “The Great Moon Hoax” tanggal 23 Februari 2001, NASA menerangkan beberapa hal yang dipertanyakan dalam program Fox serta menyajikan bukti pendaratan di Bulan.
Soal tak adanya bintang, misalnya, NASA menyatakan bahwa hal yang sama pun bisa terjadi pada foto yang dibuat di Bumi. Kamera sulit mengabadikan spacesuit yang terang dan bintang yang relatif redup sekaligus dalam satu foto.
Tentang bendera, NASA menyatakan bahwa kibaran tak selalu diakibatkan oleh angin. Saat menancapkan bendera di tanah Bulan, astronot memutar tiangnya. Hal ini pasti akan mengakibatkan bendera berkibar.
NASA juga menyatakan bahwa para astronot tidak kembali ke Bumi dengan tangan kosong. Astronot membawa batuan Bulan yang bisa dibuktikan memiliki karakteristik berbeda dengan batuan Bumi.
Salah satu batuan bulan yang dinamai Big Mulley memiliki kawah-kawah kecil bekas tumbukan meteoroid. Ada juga bukti kimia pada batuan yang menunjukkan adanya reaksi zat pada batuan saat terpapar sinar kosmik. Ini tak terjadi di Bumi yang punya atmosfer.
NASA hingga saat itu terus menyajikan bukti-bukti lain. Contoh, wahana Lunar Reconaissance Orboitter yang kini mengorbit Bulan menyajikan adanya Lunar Modul (LM) serta alat pembantu dalam gelap, Passive Seismic Experiment Package (PSEP) dan Laser Ranging RetroReflector (LRRR), yang digunakan dalam misi Apollo.
Selain itu, ditunjukkan pula jejak sepanjang kurang lebih 50 meterdi West Crater, arah timur dari Lunar Modul. Jejak itu adalah perjalanan yang tak direncanakan dalam dua setengah jam akhir misi Apollo.
Nah, apakah NASA benar-benar mendarat di Bulan? Atau, NASA dan Neil Armstrong beserta rekannya hanya berbohong? Apakah benar teori konspirasi itu? Atau jangan-jangan, teori konspirasi itu yang justru merupakan konspirasi?

0 komentar:

Kalender

Refreshing